layout

Senin, 24 Mei 2010

Innalillahi wa innalillahi roji'un..

Ak ingin menulis tentang seseorang. Perjuangannya dalam hidup. Melawan semua penderitaanyaa, rasa sakit yang dia rasakan, rasa jenuh dan letih. Sebelmnya ak tidak terlalu dekat, hanya sebatas tahu, tersenyum jika kontak mata, saling menyapa jika bertemu. Dia memiliki dua saudara, adiknya yang ak tau sangat bandel tapi bisa jaga diri, sedangkan dia sendiri, menurutku adalah seseorang yang pendiam, namun diam-diam menghanyutkan. Secara fisik, dia tinggi, sedikit kurus, hidung mancung, rambut hanya beberapa milimeter saja.. Ya secara fisik, dia ganteng. Dia selalu memiliki pacar yang cantik-cantik seperti model. ckckckck... Adeknyaa jugaa sih. hehe.. Ak heran ajaa kenapaa yaa mereka yang ganteng-ganteng dapat pacaar cantik-cantik bak model. Lah ak? Halah.. wkwkwkwkwk.....

Dia adalah perokok berat yang ak tau, dan ketika ak SMA, dia terjerumus dengan Narkoba. Ak gak tau gimana selanjutnya, yang jelas dia keluar dari lembah itu. Lalu, ak dapet kabar dia terkena tumor Sumsum Tulang belakang. Yang ak tau, dia dioperasi setelah itu, dan ketika dia kritis, hampir tak ada harapan, Allah memberi keajaiban-Nya.. Dia selamat, dia sembuh dengan pengobatan teratur. Lalu Juni 2009, dia menikah dengan seorang wanita yang cantik. Ak menyaksikan sendiri dia mengucapkan ijab qabul dengan serius, istrinya dan semua yang hadir menangis haru. Gak semua bisa menyaksikan, dan ak mendapat kesempatan melihat momen haru tersebut..

Beberapa bulan kemudian.. Ak mendapat kabar bahwa dia mendapat kanker sumsum tulang belakang, telah menyebar dan dia di vonis oleh dokter umurnya tak lama, dia stadium akhir. Ak akhirnya menjenguk dia. Badannya yang sedikit mengurus, lebih mengurus. Awal ak menjenguk, ak syok. Dia lemah tak berdaya. Tiap orang yang menjenguk dia mencoba biasa, menahan sakit, mencoba kuat, tapi tak bisa. Dia masih bisa berbicara lancar, walaupun badannya lemah. Jenguk kedua kali, ak menjenguknya di Rumah Sakit Graha Amerta, Surabaya. Dia di infus. Lemah tak berdaya, tak berbicara, hanya melihat TV. Dia masuk rumah sakit, karena ia tak mau makan lagi. Ak miris melihatnya, ak sama sekali gak tega. Tiap ak melihatnya, saat itu pula rasanya ingin menangis, tapi ak hanya memalingkan wajah, melihat ke arah lain. Saat itu ak berfikir bagaimana dengan orang tua juga istrinya? Ku lihat mereka mencoba tabah, mencoba tersenyum untuk orang yang mereka sayangi. Ak salut pada ibunya, begitu tegar, begitu kuat untuk anaknya. Dia berusaha menjaga dirinya agar dia tidak sakit, karena dia harus memperhatikan suaminya juga, yang menjadi tugas seorang istri. Jenguk yang ketiga (Minggu), ak datang bersama nenek dari papa yang saat itu ke Surabaya karena ada pernikahan keluarga dari papa. Saat nenek menemuinya, ia mengusap kepalanya, mencium ubun-ubunya, dan mengucapkan doa. Ak melihat penuh haru, dan ketika ia di bacakan doa, ia sedikit tenang, ak melihatnya, dan ia mengantuk, ingin tertidur. Kau tahu, kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Badannya habis digerogoti kanker, Dia masih bisa berbicara namun tak sejelas sebelumnya. Wajahnya pucat, matanya terlihat sangat lelah sekali. Nenek meminta kami yang berada di kamar mendoakannya. Ak mendoakannya, yang terbaik untuknya.

Ak ke Malang Jumat, 21 Mei 2010. Sabtu sore, ketika ak berada di kota Batu, Malang, tiba-tiba saja ak teringat akan dia. Ak memikirkannya. Setengah jam kemudian, ak dikabari via SMS, dia telah meninggal dunia. Innalillahi wa innalillahi Roji'un. Ak kaget, setengah tak percaya. Baru seminggu yang lalu ak menjenguknya bersama nenek. Dia telah berpulang ke rahmatullah. Ak mencoba menahan tangisku, karena ak sedang menyetir. Namun, pikiranku sangat kacau. Ak memikirkan dia, memikirkan kedua orang tuanya yang pasti sangat hancur perasaannya. Rasanya saat itu ak ingin pulang ke Surabaya, tapi ak bersama teman-temanku dengan motor. Bagaimana jika ak pulang, mereka bagaimana? Pikiranku bercabang. Mama terus menelvonku, meminta pulang malam itu juga bersama adek ak yang di Malang. Jujur, ak gak bisa pulang malem. Ak tau pasti ada lampu, tapi ak bener-bener gak berani. Ak dikabari bahwa dia akan dimakamkan setengah dua belas siang. Ak pun lalu memutuskan bahwa ak akan pulang besok pagi. Dan akhirnya ak pulang dengan sepupuku yang juga berada di Malang.

Sesampainya disana, ak diminta memberi setangkai bunga pada petinya, sama seperti yang lainnya. Ak melihatnya, lalu ak cepat-cepat memalingkan wajah. Ak takut ak berurai air mata. Setengah dua belas, di sholatkan, lalu di makamkan di TPU Keputih, lokasi yang sama dengan mbah putri. Dekat juga dengan kampus. Ak melihat istrinya, adeknya, juga ayahnya menangis, shock dengan kepergiannya. Tak ada yang siap, walaupun dokter telah memberi tahu sebelumnya bahwa umurnya tak lama lagi. Ayahnya bener-bener kehilangan, ia hampir terjatuh, lalu ia di papah yang lain. Istrinya pun begitu. Adiknya juga bene-bener terpukul. Dia terus-terusan berada di samping makam kakaknya sejak pemakaman di mulai hingga akhir pemakaman. Ak lihat, hanya ibunya saja yang tegar, tabah, dan telah mengikhlaskan kepergian anaknya menemui pemiliknya yang sebenarnya, Allah SWT. Malamnya, diadakan tahlilan. Ketika selesai tahlilan dan beberapa jam kemudian, lampu di rumah kedua orang tuanya mati beberapa detik, lalu kembali hidup. Lampu  tetangga tetap hidup. Menurut yang bisa melihat hal gaib seperti itu, dia pamit. Dia, dia sepupuku, dia keluargaku, dia anak dari kakak mamaku. Dia yang sebelumnya ak tidak terlalu dekat dengannya, menangis untuknya, merasa kehilangannya. Tapi itu semua sudah kehendak tuhan. Semua akan kembali pada-Nya. Seperti yang ak bilang di awal, ak ingin menulis tentangnya. Gak cuma tentang dia, tentang yang berhubungan sama dia juga. Ya Allah, ya tuhanku, ak mohon ampunilah segala dosa-dosanya, terimalah dia di sisi-Mu, di Surga-Mu, dan terimalah segala amal ibadahnya selama di dunia. Amieen.....

3 komentar:

  1. Thy, kamu ngrim comment apa? kok gak kebaca..

    BalasHapus
  2. udah ke baca.. hehe.. Error nian nih blog-ku.. *Jangan bilang lagi kayak orangnya... zzzzzz

    Ia thy, tabaah... :)

    BalasHapus